cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmony : Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN
ISSN : 25484621     EISSN : 25484648     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021" : 10 Documents clear
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBELAJARAN DARING Tobing, Jessica Angeline De Eloisa; Dewi, Dinie Anggraeni
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.46425

Abstract

This study aims to describe the fulfillment of children's rights to get educational services during the Covid-19 emergency, describe appropriate character education to shape children's potential, and describe the concept of good and appropriate learning known as online mode during the Covid-19 pandemic. This research was conducted qualitatively using data collection techniques through observation. To analyze the data, the analysis was applied in the form of an interactive model through data collection, reduction, presentation and drawing conclusions. To test its validity, it uses triangulation of sources and methods. The results of this study conclude that the importance of character education in developing children's potential to think and have a good heart, and to behave in accordance with Pancasila philosophy. This character education has three main functions. First, the function of forming and developing potential. Second, the function of repair and strengthening. And third, the filter function. Teachers as infrastructure are preparing learning strategies and learning content and providing learning management systems during the Covid-19 pandemic. The main role in developing children's potential is of course relying on parents and the home environment. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat covid-19, mendeskripsikan pendidikan karakter yang tepat untuk membentuk potensi anak, dan mendeskripsikan konsep pembelajaran yang baik dan tepat yang dikenal dengan istilah moda daring selama pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi. Untuk menganalisis data menerapkan analisis berupa model interaktif melalui pengumpulan data, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahannya menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Pentingnya pendidikan karakter dalam mengembangkan potensi anak agar berpikiran dan berhati baik, dan berperilaku sesuai dengan falsafah Pancasila. Pendidikan karakter ini memiliki tiga fungsi utama. Pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan. Dan ketiga, fungsi penyaring. Guru sebagai infrastruktur adalah menyiapkan strategi pembelajaran dan konten belajar dan menyediakan learning management system selama pandemi covid-19 ini. Peran utama untuk mengembangkan potensi anak ini tentu mengandalkan orangtua dan lingkungan rumah.
PENTINGNYA IDEOLOGI PANCASILA DALAM MENGHADAPI BERITA YANG TERSEBAR DI MASA PANDEMI COVID-19 Aeni, Zakia Nurul; Nugraha, Dadi Mulyadi; ., Supriyono
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.46433

Abstract

Ideology is knowledge or values, which are generically the basis for a person or citizens to know and choose the basic behavior of the understanding that is believed. Pancasila is the basis of the state and the view of life of the Indonesian people, in everyday life both in the community. This ideological attitude is very important to be implanted and implemented, because the Pancasila ideology contains rules that apply as a guide in dealing with and solving various problems. As a form of implementation of Pancasila's ideological attitude in dealing with news in the era of the Covid-19 pandemic, namely being critical in receiving news, seeking data or truth, by filtering first. Ideologi merupakan pengetahuan atau nilai-nilai, yang secara generik sebagai landasan bagi seorang atau pula warga dapat mengetahui dan memilih perilaku dasar dari pemahaman yang diyakini. Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan masyarakat. Sikap ideologi itu sangat penting untuk ditanamkan dan diimplementasikan, karena ideologi pancasila memuat aturan-aturan yang berlakaku sebagai petunjuk dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan. Sebagai salah satu bentuk implementasi sikap ideologi pancasila dalam menghadapi berita di era pandemi Covid-19 yaitu bersikap kritis dalam menerima berita, mencari data atau kebenaran, dengan memfilter terlebih dahulu.
PENTINGNYA SIKAP TOLERANSI DI MASA PANDEMI COVID-19 Hasana, Frila Damayanti; ., Supriyono; Nugraha, Dadi Mulyadi
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.46734

Abstract

This study aims to determine how tolerant society is due to a new virus that changes our lives. With this virus, people cannot carry out their social functions properly. The method used in this article is a qualitative research method. The data collection technique used was through the distribution of questionnaires.The distribution of questionnaires was given to the general public as many as 52 people. The results of this study indicate that 1) tolerance is an attitude of respect for one another even though everyone in the world has differences, be it ethnicity, race, or whatever. 2) With an attitude of tolerance that we apply in everyday life, people can have more respect for differences in their social environment and tolerance can prevent divisions in society. 3) Virus corona can make people stop carrying out their functions in social life. This can affect the tolerance and solidarity that exists in society. 4) The tolerance that existed in society during a pandemic was quite high. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap toleransi masyarakat akibat adanya virus baru yang membuat kehidupan kita berubah. Dengan adanya virus ini, masyarakat tidak bisa menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui pembagian kuisioner. Pembagian kuisioner diberikan kepada masyarakat umum sebanyak 52 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) toleransi adalah sikap menghargai satu sama lain walaupun setiap orang di dunia memiliki perbedaan baik itu suku, ras, atau apapun.2) dengan adanya sikap toleransi yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat bisa lebih menghargai terhadap perbedaan yang ada di lingkungan sosialnya dan juga sikap toleransi dapat mencegah terjadinya perpecahan di masyarakat. 3) Adanya virus corona dapat membuat masyarakat berhenti menjalankan fungsinya dalam kehidupan sosial. Hal ini dapat berpengaruh kepada sikap toleransi dan solidaritas yang ada di masyarakat. 4) sikap toleransi yang ada di masyarakat pada masa pandemi cukup tinggi.
PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19 Rendrapuri, Rezy Vianthia; Dewi, Dinie Anggraeni
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.46785

Abstract

In this day and age, many things can affect the character of children in the life of the nation and state. Many children don't know anything about Pancasila, nationalist figures and even national songs. Therefore, it is very important to implement civic education with the aim of maintaining and maintaining Pancasila and fostering attitudes and behaviors that love the country, have a democratic spirit, become disciplined citizens and participate actively in building life. In addition to the current situation, pandemic Covid-19. The pandemic Covid-19 has an impact on all aspects of life, one of which is the education aspect. All schools in Indonesia changed their learning system to an online learning system. This online learning will have an impact on the urgency of character education for children in learning civic education. The goal is to provide information about the urgency of civic education in an effort to build and improve the character of children during the Covid-19 pandemic. The method used in this writing uses the literature method. The results of this discussion urgency, civic education, character, and online learning during thepandemic Covid-19. Di zaman sekarang ini banyak hal yang dapat mempengaruhi karakter anak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak anak anak tidak mengetahui sama sekali mengenai Pancasila, tokoh-tokoh nasionalisme dan bahkan lagu-lagu nasional. Maka dari itu, sangat penting menerapkan pendidikan kewarganegaraan dengan tujuan untuk menjaga dan mempertahankan Pancasila serta menumbuhkan sikap dan perilaku cinta tanah air, berjiwa demokratis, menjadi warga negara yang disiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan. Di tambah keadaan saat ini, pandemi covid-19 ini memberikan dampak ke seluruh aspek kehidupan salah satunya ialah aspek pendidikan. Seluruh sekolah di Indonesia merubah sistem pembelajarannya dengan sistem pembelajaran daring. Pembelajaran daring ini akan membawa dampak pada sebuah urgensi pendidikan karakter anak dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tujuannya untuk memberikan informasi mengenai urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam upaya membangun dan meningkatkan karakter anak di masa pademi covid-19. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode literatur. Hasil dari pembahasan ini mengenai urgensi, pendidikan kewarganegaraan, karakter, dan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA Arlinah, Euis Ani
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.47203

Abstract

The inability of most students to solve a problem shows that students do not understand the concepts taught by the teacher in learning activities, the skills to solve a problem individually and collaboratively, students need to be directed to an understanding, one of which is by determining the learning model, the cooperative learning model type Think Pair Share (TPS) is a learning model that can increase the effectiveness of students' psychomotor learning. The results showed that: (a) most of the students gave a positive response to the application of the TPS type cooperative learning model, (b) the results of observations showed that most of the students could be active in the learning process, (c) the results of the formative and summative tests showed that the students experience an increased level of completeness, (d) the TPS type cooperative learning model can increase student learning activities and mastery. Ketidakmampuan sebagian besar siswa dalam memecahkan suatu permasalahan memperlihatkan bahwa siswa belum memahami konsep yang diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran, keterampilan memecahkan suatu permasalahan secara individu dan bekerjasama, siswa perlu diarahkan kepada suatu pemahaman, salah satunya dengan menentukan model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan efektivitas belajar psikomotorik siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (a) sebagian besar siswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, (b) hasil observasi menunjukkan sebagian besar siswa dapat beraktivitas dalam proses pembelajaran, (c) hasil tes formatif dan tes sumatif menunjukkan bahwa siswa mengalami tingkat ketuntasan yang meningkat, (d) model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa.
DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA ADAT PENGLIPURAN DI ERA GLOBALISASI FAJRIN, FITROTUL
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.47442

Abstract

Currently in Indonesia in general and in Bali in particular is undergoing a significant change in all fields. Globalization that is engulfing the world today causes the boundaries of a region or country to seem increasingly transparent. This has an impact on people's lives. Penglipuran is an example of a traditional village in Bali. This village still adheres to the concept of Tri Hita Karana, especially in its socio-cultural life. One of the Tri Hita Karana concepts is the Pawongan concept which regulates human relations with humans. This study aims to explain and understand the social dynamics of the life of the traditional village community of Penglipuran and Tenganan who still survive in their traditional life and maintain their customs in the midst of the globalization era. The research method used is descriptive qualitative with data collection methods used are observations, interviews, and documentation. The results of the study show that, although the people of Penglipuran village strongly adhere to local culture, they are not left behind by the progress of this era, it can be seen from their social situation. The Penglipuran people use their local culture as a tool to filter out those arising from global interactions in modern times and become a tool in strengthening socio-cultural resilience within the framework and culture of their ancestors. For the indigenous people of the Penglipuran traditional village, they must have high self-awareness to preserve local traditions and wisdom and maintain traditional values ​​or Awig-awig so that traditional culture and traditions are not eroded by developments and globalization in this modern era. Dewasa ini di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya sedang mengalami suatu perubahan yang signifikan disegala bidang. Globalisasi yang telah melanda dunia saat ini menyebabkan batas-batas suatu wilayah ataupun negara seolah-olah semakin transparan. Hal ini membawa dampak pada kehidupan masyarakatnya. Penglipuran merupakan contoh dari desa adat yang ada di Bali. Desa ini masih memegang teguh konsep Tri Hita Karana terutama dalam kehidupan sosial budayanya. Salah satu konsep Tri Hita Karana yakni konsep Pawongan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami dinamika sosial budaya kehidupan masyarakat desa adat Penglipuran dan Tenganan yang masih bertahan dalam kehidupan tradisional serta tetap melestarikan adat istiadat di tengah era Globalisasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa, meskipun masyarakat desa Penglipuran sangat memegang teguh budaya lokal tetapi mereka tidak tertinggal oleh kemajuan zaman hal ini dapat dilihat dari keadaan sosialnya. Masyarakat Penglipuran menjadikan kebudayaan lokal mereka sebagai alat untuk menyaring budaya yang timbul dari adanya interaksi global di zaman modern serta menjadi alat dalam memperkuat ketahanan sosial budaya dalam rangka menjaga dan melestarikan kebudayaan dari nenek moyang. Sebaiknya bagi masyarakat asli desa adat Penglipuran harus memiliki kesadaran diri sendiri yang tinggi untuk melestariikan tradisi dan kearifan lokal serta mempertahankan nilai-nilai adat istiadat atau Awig-awig agar budaya adat dan tradisi tidak tergerus perkembangan dan arus globalisasi di zaman modern ini.
LITERASI KREATIF: MEMBANGUN KETERAMPILAN ABAD 21 MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL KESULTANAN LANGKAT Tanjung, Septiansyah; Supriatna, Nana
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.47999

Abstract

The development of the digital era has brought many changes in human life, including the transformation of education and literacy. Literacy further develops into a basic skill to be able to compete amid today's globalizations. It is also an important competency to be developed for students through the learning process. Creative pedagogy is a solution to solving this problem where students have creative potential that must be supported to be developed. Through learning the local history of Langkat Sultanate, a creative pedagogical approach can be applied by combining the use of literacy to carry out learning. By using literature study, the author constructs the discussion in this article to obtain a meaningful picture of how to apply creative pedagogy and literacy learning in learning the local history of the Langkat Sultanate. The integration of these approaches produces creative literacy concepts that provide opportunities for students to develop multicompetence such as 21st-century and literacy skills, including digital literacy. These skills are very relevant to the goals of education to create human resources who are intelligent, competitive, and have character. Perkembangan era digital telah memberi banyak perubahan dalam kehidupan manusia termasuk transformasi pendidikan dan literasi. Literasi lebih lanjut berkembang menjadi suatu kecakapan dasar untuk dapat bersaing ditengah globalisasi dimasa ini. Selain itu, kreativitas menjadi kompetensi penting yang harus dikembangkan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Pedagogi kreatif menjadi solusi untuk memecahkan persoalan tersebut dimana peserta didik memiliki potensi kreatif yang harus didukung untuk dikembangkan. Melalui pembelajaran sejarah lokal Kesultanan Langkat, pendekatan pedagogi kreatif dapat diterapkan dengan memadukan penggunaan literasi untuk melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan studi literatur, Penulis mengkonstruksi pembahasan dalam artikel ini untuk mendapatkan gambaran bermakna bagaimana menerapkan pedagogi kreatif dan pembelajaran literasi dalam pembelajaran sejarah lokal Kesultanan Langkat. Integrasi dari sejumlah pendekatan tersebut menghasilkan konsep literasi kreatif yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan multikompetensi seperti keterampilan abad 21 dan keterampilan literasi, termasuk literasi digital. Kecakapan tersebut sangat relevan dengan tujuan pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia cerdas, kompetitif, dan berkarakter.
IPS DALAM PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME (STUDI KASUS PADA KEBUDAYAAN JAWA) Wijayanti, Tutik; Nugraha, Saka Mahardika Oktav; Martanti, Fitria; Sholeh, Muh.
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.50545

Abstract

Social Sciences have a very broad scientific dimension. The scope of social studies is human social life in society. Therefore, this community is the main source of IPS. Whatever aspect of social life we ​​study, whether it be social relations, economics, culture, psychology, history, geography, or politics, comes from society. So, we need a philosophical approach that will provide modern, unconventional learning such as the constructivism approach. The method used in this research is the library study method. This research leads to the finding that teachers are no longer the only providers of knowledge. No longer the only source of learning. However, the teacher is positioned more as a facilitator who facilitates students to be able to learn and construct their knowledge. Based on observations on local wisdom and Javanese culture, the incorporation of social studies learning using a constructivist approach is expected to be able to make students democratic, responsible, and peaceful citizens of the world. Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki dimensi keilmuan yang sangat luas. Ruang lingkup IPS adalah kehidupan sosial manusia di masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi, ataupun politik, bersumber dari masyarakat. Sehingga dibutuhkan suatu pendekatan filsafat yang akan memberikan suatu pembelajaran yang modern tidak konvensional seperti pendekatan konstruktivisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode studi kepusatakaan. Penelitian ini bermuara pada temuan bahwa guru tidak lagi menduduki tempat sebagai satu-satunya pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Mendasarkan pengamatan pada kearifan lokal dan kebudayaan Suku Jawa, penggabungan pembelajaran IPS yang menggunakan pendekatan konstruktivisme diharapkan mampu menjadikan peserta didik menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
PENGUATAN SOCIAL AWARENESS DAN OPTIMALISASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN PADA ERA NEW NORMAL MELALUI “PROGRAM PELITA” Putri, Noviani Achmad; Hermanto, Fredy; Ginanjar, Asep; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun; Syakuro, Afif Abdan; Listiyo, Deny; Fandilah, Alifia Putri Tisa
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.50583

Abstract

The Covid-19 pandemic is still around us. The number of positive cases of Covid-19 in Indonesia has not been fully completed. In an effort to prevent the impact of Covid-19 from getting worse, each country has issued various policies in an effort to suppress the spread of the virus. These various policies are preventive measures so that everyone can avoid transmission. Some of these policies include implementing online learning, reducing activities outside the home, limiting the occurrence of crowds, limiting opening hours or closing some crowded places, using masks, and various other rules. But unfortunately so far there are still many people who do not comply with the Health Protocol. One of them is often found in residents of Tambakrejo, Semarang. Many children, adults, the elderly and even the elderly who do not wear masks, crowd and there are no hand washing facilities. In addition, the lack of literacy on Health Protocol education and low Social Awareness can cause the spread of the Corona Virus to spread. Therefore, preventive measures are needed for residents so that the chain of the spread of Covid-19 can be broken. This condition has moved us as a service team to be able to help and lighten their burden. Through this PPM activity, we try to provide several activities that we put into one program, which we call the “PELITA” (Our Environmental Approach) program. This program aims not only to provide knowledge about new adaptation habit policies, not only to provide education related to Health Protocols but further than that, this service activity seeks to strengthen Social Awareness for residents. So, through this service, Social Awareness has become one of our important focuses in order to lead the community, especially the residents of Tambakrejo, to be able to strengthen the social competence of the Tambakrejo residents so that they can work together in dealing with various Threats, Challenges, Obstacles and Disturbances during this pandemic. The results of this activity are Strengthening Social Awareness and Optimizing the Implementation of Health Protocols in the New Normal Era through the "Pelita Program" at TPQ Al-Firdaus Tambakrejo Semarang. This PELITA program is to get closer to our brothers and sisters who are experiencing difficulties or lacks both in terms of education, motivation, and economy. In more detail, these activities include Policy Socialization, 5 M Education, Health Protocol Video Turorials, Optimization of Social Media, Active Campaigns, Partnerships and Strengthening Social Awareness. Pandemi Covid-19 sampai detik ini masih terus ada disekitar kita. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia belum sepenuhnya tuntas. Upaya agar dampak Covid-19 tidak semakin parah, maka setiap negara mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus. Berbagai kebijakan tersebut merupakan upaya preventif agar setiap orang dapat terhindar dari penularan. Beberapa kebijakan tersebut seperti melaksanakan pembelajaran secara daring (online), mengurangi aktivitas di luar rumah, membatasi terjadinya kerumunan, membatasi jam buka atau menutup beberapa tempat keramaian, menggunakan masker, serta berbagai aturan lainnya. Namun sayangnya sampai sejauh ini masih banyak dijumpai masyarakat yang tidak menaati adanya Protokol Kesehatan. Salah satunya banyak dijumpai pada warga Tambakrejo, Semarang. Banyak anak-anak, orang dewasa, orang tua bahkan lansia yang tidak memakai masker, berkerumun serta fasilitas cuci tanganpun tidak ada. Selain itu kurangnya literasi tentang edukasi Protokol Kesehatan dan rendahnya Social Awareness dapat menyebabkan penyebaran Virus Corona semakin merebak. Oleh karena itu dibutuhkan upaya preventif bagi warga agar rantai penyebaran Covid-19 ini dapat terputus. Kondisi inilah yang menggerakkan kami sebagai tim pengabdi tergugah hati untuk dapat membatu dan meringankan beban mereka. Melalui kegiatan PPM ini kami mencoba memberikan beberapa kegiatan yang kami tuangkan dalam satu program, dimana kami menyebutnya dengan program “PELITA” (Pendekatan Lingkungan Kita). Program ini bertujuan tidak hanya memberikan pengetahuan tentang kebijakan kebiasaan adaptasi baru, tidak hanya memberikan edukasi terkait dengan Protokol Kesehatan namun lebih jauh dari itu yakni kegiatan pengabdian ini berupaya memberikan penguatan Social Awareness bagi warga. Maka melalui pengabdian inilah Social Awareeness menjadi salah satu fokus penting kami guna mengantar masyarakat khususnya warga Tambakrejo untuk dapat menguatkan kembali kompetensi sosial warga Tambakrejo agar dapat bergotong royong bersama dalam menghadapi berbagai Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan di masa pandemi ini. Hasil dari kegiatan ini yakni Penguatan Social Awareness dan Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Era New Normal melalui “Program Pelita” di TPQ Al-Firdaus Tambakrejo Semarang. Program PELITA ini, untuk mendekatkan diri terhadap saudara-saudara kita yang mengalami kesusahan atau kekurangan baik secara pendidikan, motivasi, hingga ekonomi. Secara lebih rinci kegiatan tersebut meliputi Sosialisasi Kebijakan, Edukasi 5 M, Video Turorial Protokol Kesehatan, Optimalisas Media Sosial, Giat Kampanye, Kemitraan dan Penguatan Social Awareness.
UPAYA MEWUJUDKAN GERAKAN INDONESIA BERSATU SEBAGAI BENTUK GERAKAN REVOLUSI MENTAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS Simatupang, Diorima; Kotrunida, Syelpia; Yuliana, Noviyanti; Arinata, Firdian Setiya; Khoerunnisa, Siti
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v6i2.51958

Abstract

Tolerance is one of the goals of the National Mental Revolution Movement, especially the United Indonesia Movement. The diversity of Indonesian people's backgrounds and the problems that often arise due to this diversity make the Indonesian government very serious in creating Indonesian people who are able to accept and respect this diversity and increase the character of tolerance among Indonesian people. The implementation of the United Indonesia Movement is also the responsibility of all levels of Indonesian society, especially educational institutions, in this case education is expected to be able to create generations of people who are able to live and respect all the diversity that exists. Social studies education is one of the efforts or forums that can facilitate the implementation of the United Indonesia Movement and create a tolerant society. . The plurality of materials contained in the content of social studies subject matter is one of the tangible forms used by educational institutions to implement and implement the United Indonesia Movement in the scope of education.

Page 1 of 1 | Total Record : 10